SELAMAT DATANG DI DAPUR TULIS, BLOG YANG BARU DIREPARASI UNTUK KEPERLUAN MENGGODOK TULISAN AGAR BERMANFAAT UNTUK KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN

3/18/2012

Enkripsi Sederhana Melalui Logika Aljabar

oleh : Fajar Winata | 0908933

Bissmillahirahmanirrahim abstract : Kriptograph adalah seni dalam merumuskan kata-kata menjadi sebuah kode yang memungkinkan penggunanya dapat berkomunikasi melalui teknologi informasi, perkembangan komputer mempengaruhi perkembangan seni kriptograph dari masa-kemasa dimulai dari kode yang dikeluarkan pada saat perang dunia pertama.

logika matematika menjadi pilihan menarik saat kita akan memperdalami sebuah ilmu kriptograph, terutama ketika kita hendak melakukan sekuriti data dalam bentuk enkripsi atau "kapsulisasi data", dalam catatan ini saya akan menggunakan logika matematika aljabar sederhana. Sebelum saya mulai mendemonstrasikan penkodean enkripsi menggunakan logika matematika, mari kita samakan presepsi menegenai sebuah library, sebab persamaan kunci akan mempengaruhi hasil dekripsi nantinya.

saya menggunakan komunikasi menggunakan Huruf yang berasal dari Romawi atau disebut dengan huruf latin yang digunakan di Negara Indonesia, namun secara urutan saya menggunakan standar kode yang dikeluarkan "ISO Organzation" yang disebut dengan American Standadt Code for Information Interchange (ASCII), berikut aturan kuncinya : 1. untuk huruf kecil secara alphabetic dimulai dari nilai Heksadesimal 0061-007A (dari a-z) 2. untuk huruf kapital secara alphabetic dimulai dari nilai Heksadesimal 0041-005A (dari A-Z) 3. jika ada perhitungan yang melalui kode melampaui jumlah huruf maka akan ditemukan simbol, simbol-simbol tersebut terpengaruh sesuai huruf terahir yang digunakan, jika huruf terakhir yang digunakan adalah huruf kecil maka simbol dimulai dari "{","|","}" dan "~". Dan jika huruf terakhir yang digunakan huruf kapital maka simbol yang digunakan dari "[","\","]","`","_" 4. setelah sepasi (space) digunakan simbol (!,@,#,$,%,^,&,*,(,),-,+) 5. jika perhitungan penggunaan huruf melebihi simbol yang ditetapkan, maka digunakan angka 1-0) 6. dan jika masih mengalami perhitungan yang lebih maka akan digunakan logika "Reushable" sebagai langkah enkripsi lanjutan yang sudah tidak sederhana lagi. baik untuk mempersingkat waktu, mari kita coba terapkan pada penulisan kalimat "kuliah hari senin" setelah itu kita rumuskan kodenya dengan membaginya menjadi beberpa bagian seperti berikut :


kuliah++hari++senin


setelah itu kita gunakan logika matematika aljabar sederhana dengan rumus :
($) as value + (n) = Encrypt Word

jika diimplementasikan menjadi berikut :

k+1= l
u+2 = w
l+3 = o
i+4 = m
a+5 = f
h+6 = n
+7 = *
h+8 = p
a+9 = j
r+10 = 2
i+11 = t
+12 = +
s+13 = 3
e+ 14 = s
n+ 15 = }
i+ 16 = y
n+17 = 1

Hasilnya dari enkripsi kuliah hari senin adalah : lwomfn*pj2t+3s}y1 dan ketika disimpan kedalam database akan disimpan secara acak dana akan dipanggil kembali dengan posisi pertama dan terjemahkan kembali sesuai dengan library yang digunakan.

sekian dulu catatan ini dibuat ya, semoga memberikan manfaat dalam belajar meng-kapsulkan data yang kita anggap rahasia, sebuah catatan penting bahwa data yang kita sembunyikan harus mampu ditata ulang sebab kesalahan pada tata ulang akan menyebabkan kerancuan hasil data, untuk itu diperlukan ilmu kriptograph yang mendalam mengenai kajian enkripsi data ini.

terimakasih

Baca Semuanya......

9/27/2011

Hubungan Antara Sistem Operasi, Sistem Berkas dan Jumlah Data Didalam Partisi
oleh Fajar Winata

Pada bagian pertama ini saya akan mencoba mengkaji beberapa hal kecil namun penting diperhatikan. Beberapa kali saya mendapati kasus-kasus terkait hardisk atau storage device yang kebanyakan kasus kerusakan terjadi akibat kekurangan jeli para penggunannya atau disebut dengan Human Error, contoh kasus sederhana yang sering saya dapati adalah ketidak sesuaian pemasangan sistem operasi dengan jenis sistem berkas yang tertera dalam hardisk.

Jenis-Jenis Sistem Berkas Dalam dunia ilmu hardisk dikenal dengan sistem berkas atau bagaimana sebuah sistem mengatur sebuah pola penyimpanan dalam sebuah sotrage, itu semua diatur berdasarkan sistem berkas (File System). Dan ingat perlu diperhatikan bahwa penetapan jenis-jenis sistem berkas adalah berdasarkan sistem operasi, walaupun jika sistem berkas telah diatur lebih awal belum tentu sistem operasi dapat membaca jenis sistem berkas tersebut karena terdapat versi atau generasi perkembangan sistem berkas yang mendukung sebuah perkembangan sistem operasi.

Untuk singkatnya, mari kita mulai dari sistem berkas milik microsoft incorporate. Microsoft dalam perkembangannya menciptakan sistem operasi siring dengan perkembangan sistem penyimpanan berkas atau (Storage Device). Jadi ingat perhatikan ketika henda memasang sebuah sistem operasi, mula-mula kita pastikan dulu sistem operasi apa yang akan kita gunakan, setelah itu baru tentukan jenis sistem berkas yang akan kita gunakan, berikut adalah urutan generasi sistem berkas:

A. Sistem Berkas File Allocation Table (FAT)

File Allocation Table (FAT) adalah sebuah sistem berkas yang menggunakan struktur tabel alokasi berkas sebagai cara dirinya beroperasi. Jenis sistem berkas ini hingga saat ini masih populer untuk kartu-kartu memori seperti MMC/Micro SD, M2 dll yang sering terdapat dalam kamera digital. Sedangkan jenis sistem berkas ini sendiri dikembangkan oleh Bill Gates dan Marc McDonald pada tahun 1976-1977. Sistem operasi pertama yang menerapkan konsep FAT adalah Digital Research Disk Operating System (DR-DOS), OpenDOS, FreeDOS, MS-DOS, IBM OS/2 (versi 1.1, sebelum berpindah ke sistem HPFS), dan Microsoft Windows (hingga Windows Me). Untuk disket floppy, FAT telah di standardisasikan sebagai ECMA-107 dan ISO/IEC 9293. Namun sistem operasi yang baru saja disebutkan hanya mencangkup hingga FAT 12 dan 16. Beberapa sistem operasi ada yang menggunakan sistem ini yang antara lain adalah MS-DOS (hanya versi FAT12 dan FAT16), Windows (hampir semua versi Windows didukung oleh FAT), GNU/Linux, dan masih banyak sistem operasi lainnya yang juga didukung oleh FAT, termasuk Macintosh Mac OS/X. adapun versi yang dikeluarkan adalah berdasarkan dukungan yang diberikannya terhadap alokasi yang dibutuhkan adalah FAT 12, FAT 16, FAT 32 dan exFAT. Sedangkan berikut ini adalah tabel kecocokan antara sistem operasi dengan jenis sistem berkas ini :

FAT 12 Perhatikan : dalam jenis sistem berkas ini kita hanya dapat menyimpan jumlah data sebanyak 2^12 atau 4096 data saja dan batasan kapasitasnya adalah 32 Megabyte.



FAT 16 Perhatikan : dalam jenis sistem berkas ini kita hanya dapat menyimpan jumlah data sebanyak 2^16 atau 65536 data saja sedangkan batasan kapasitasnya tergantung dari hardisk yang hendak di format, jika ukurannya dibawah 16 Megabyte maka Windows secara otomatis akan menggunakan sistem berkas FAT 12 namun jika diatas 16 Megabytes maka sistem berkas ini dapat berjalan.



FAT 32 FAT 32 adalah versi terbaru FAT yang dikeluarkan oleh Microsoft saat merilis Windows 95 OEM Service Release 2 (Windows 95 OSR2). Perhatikan bahwa rilis FAT 32 ini memiliki kapasitas data sebesar 32-bit atau 2^32 atau sebesar 4.294.967.296 data unit. Namun hanya 228 unit data yang dapat di baca dengan maksimal oleh FAT 32 artinya hanya 268.435.456 data saja yang kapasitas jumlah data yang dapat berjalan optimal pada tipe sistem berkas tersebut. Sedangkan maksimum data yang dapat disimpan dalam FAT 32 adalah sebesar 64 Sektor (32768 bytes).



Perbandingan antara FAT 12, 16 dan 32 berdasarkan kapasistas, perhatikan jika kita hendak membuat sebuah partisi dengan sistem berkas FAT 32.



B. Sistem Berkas New Technology File System (NTFS) merupakan sebuah sistem berkas yang dibekalkan oleh Microsoft dalam keluarga sistem operasi Windows NT, yang terdiri dari Windows NT 3.x (NT 3.1, NT 3.50, NT 3.51), Windows NT 4.x (NT 4.0 dengan semua service pack miliknya), Windows NT 5.x (Windows 2000, Windows XP, dan Windows Server 2003), serta Windows NT 6.x (Windows Vista, Windows 7).

Sistem berkas NTFS memiliki sebuah desain yang sederhana tapi memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan keluarga sistem berkas FAT. NTFS menawarkan beberapa fitur yang dibutuhkan dalam sebuah lingkungan yang terdistribusi, seperti halnya pengaturan akses (access control) siapa saja yang berhak mengakses sebuah berkas atau direktori, penetapan kuota berapa banyak setiap pengguna dapat menggunakan kapasitas hard disk, fitur enkripsi, serta toleransi terhadap kesalahan (fault tolerance). Fitur-fitur standar sebuah sistem berkas, seperti halnya directory hashing, directory caching, penggunaan atribut direktori, dan atribut berkas tentu saja telah dimiliki oleh NTFS. Bahkan, Microsoft telah menambahkan kemampuan yang hebat ke dalam NTFS agar memiliki kinerja yang tinggi, lebih tinggi daripada sistem berkas yang sebelumnya semacam HPFS atau FAT, khususnya pada ukuran volume yang besar, tetapi juga tetap mempertahankan kemudahan pengoperasiannya. Salah satu keunggulan NTFS dibandingkan dengan sistem berkas lainnya adalah bahwa NTFS bersifat extensible (dapat diperluas) dengan menambahkan sebuah fungsi yang baru di dalam sistem operasi, tanpa harus merombak desain secara keseluruhan (perombakan mungkin dilakukan, tapi tidak secara signifikan).

C. Second Extended (Ext 2) File system EXT2 mampu menyokong beberapa tipe file yang standar dari UNIX, seperti regular file, directories, device special files, dan symbolic links. EXT2 mampu mengatur file-file system yang dibuat dalam partisi yang besar. File system EXT2 mampu menghasilkan nama-nama file yang panjang. Maximum 255 karakter. EXT2 memerlukan beberapa blok untuk super user (root).

D. Threed Extended (Ext 3) EXT3 merupakan suatu journalled filesystem Journalled filesystem didesain untuk membantu melindungi data yang ada di dalamnya. Dengan adanya journalled filesystem, maka kita tidak perlu lagi untuk melakukan pengecekan kekonsistensian data, yang akan memakan waktu sangat lama bagi harddisk yang berkapasitas besar. EXT3 adalah suatu filesystem yang dikembangkan untuk digunakan pada sistem operasi Linux. EXT3 merupakan hasil perbaikan dari EXT2 ke dalam bentuk EXT2 yang lebih baik dengan menambahkan berbagai macam keunggulan.

Keunggulannya: Availability : EXT3 tidak mendukung proses pengecekan file system, bahkan ketika system yang belum dibersihkan mengalami “shutdown”, kecuali pada beberapa kesalahan hardware yang sangat jarang. Hal seperti ini terjadi karena data ditulis atau disimpan ke dalam disk dalam suatu cara sehingga file system-nya selalu konsisten. Waktu yang diperlukan untuk me-recover ext3 file system setelah system yang belum dibersihkan dimatikan tidak tergantung dari ukuran file system atau jumlah file; tetapi tergantung kepada ukuran “jurnal” yang digunakan untuk memelihara konsistensi. Jurnal dengan ukuran awal (default) membutuhkan sekitar 1 sekon untuk recover (tergantung dari kecepatan hardware).

Integritas Data Dengan menggunakan file sistem ext3 kita bisa mendapatkan jaminan yang lebih kuat mengenai integritas data dalam kasus dimana sistem yang belum dibersihkan dimatikan (shutdown). Kita bisa memilih tipe dan level proteksi yang diterima data. Kita bisa memilih untuk menjaga agar file system tetap konsisten, tetapi tetap mengijinkan kerusakan terhadap data dalam file system dalam kasus dimatikannya (shutdown) system yang belum dibersihkan; ini bisa memberikan peningkatan kecepatan pada beberapa keadaan. Secara alternatif kita bisa memilih untuk lebih memastikan bahwa data konsisten dengan bagian dari file system; ini berarti kita tidak akan pernah melihat “garbage data” pada file-file yang baru ditulis ulang setelah terjadi “crash”. Pilihan yang aman yakni menjaga kekonsistenan data sebagai bagian dari file system adalah pilihan default

Perbandingan EXT2 VS EXT3 Secara umum prinsip-prinsip dalam EXT2 sama dengan EXT3. Metode pengaksesan file, keamanan data, dan penggunaan disk space antara kedua file system ini hampir sama. Perbedaan mendasar antara kedua file system ini adalah konsep journaling file system yang digunakan pada EXT3. Konsep journaling ini menyebabkan EXT2 dan EXT3 memiliki perbedaan dalam hal daya tahan dan pemulihan data dari kerusakan. Konsep journaling ini menyebabkan EXT3 jauh lebih cepat daripada EXT2 dalam melakukan pemulihan data akibat terjadinya kerusakan.

E. Fourth Extended (Ext 4) Ext4 dirilis secara komplit dan stabil berawal dari kernel 2.6.28 jadi apabila distro anda yang secara default memiliki versi kernel tersebuat atau di atas nya otomatis system anda sudah support ext4 (dengan catatan sudah di include kedalam kernelnya) selain itu versi e2fsprogs harus mengunakan versi 1.41.5 atau lebih.

Apabila anda masih menggunakan fs ext3 dapat mengkonversi ke ext4 dengan beberapa langkah yang tidak terlalu rumit.

Keuntungan yang bisa didapat dengan mengupgrade filesystem ke ext4 dibanding ext3 adalah mempunyai pengalamatan 48-bit block yang artinya dia akan mempunyai 1EB = 1,048,576 TB ukuran maksimum filesystem dengan 16 TB untuk maksimum file size nya, Fast fsck, Journal checksumming, Defragmentation support.

Kesimpulan Pada bagian satu ini mari kita simpulkan bersama bahwa untuk melakukan installasi sebuah sistem operasi kita harus mempertimbangkan beberapa hal terkait sistem berkas yang akan kita gunakan, sebab jika tidak maka akan terjadi banyak kerusakan pada hardisk, kalaupun sudah sesuai kita suka melupakan jumlah maksimal sistem berkas tersebut atau jumlah data maksimal sehingga sering terjadi kekacauan pembacaan data atau melambanya kerja dalam sebuah sistem opeasi, ingatlah bahwa dalam membuat file atau membuat folder jangan terlalu banyak, semakin banyak data semakin berat sebuah pembacaan data (tidak selalu berdasarkan ukuran file untuk perlambatan proses pembacaan data).



follow me @minimalisland (twitter)

Baca Semuanya......

5/30/2010


Relefansi Frame Relay Pada Komunikasi Data


oleh Fajar Winata | NIM 0908933


A. Pemahaman Masalah
Sebenarnya ada sedikit kekeliruan dalam memahami Lapisan pada Protokol Jaringan dengan memfokuskan kajian tentang perangkat (baik Hardware maupun software). Pada dasarnya secra pribadi saya lebih memahami tentang sebuah proses implementasi pada sebuah protokol, baik berupa metode maupun sending data. Pada permasalahan-permasalahan komunikasi data yang terpenting adalah bagaimana suatu transmitter sebagai sebuah bagian yang mampu membuat frame-frame agar tujuan antar user dapat tersampaikan dan terjalin sebuah proses komunikasi dengan mengedepankan aspek-aspek pole transfer, yang menjadi catatan saya pribadi adalah bahwa posisi “bit error” menjadi catatan penting untuk mulai mengkaji lapisan-lapisan pada Protokol Jaringan computer.


Dalam Ilmu Protokol Jaringan, pada dasarnya seluruh protokol mengacu pada standar ISO terkait fungsi protokol itu sendiri. Fungsi protokol sesuai ISO dibagi menjadi 2 fungsi yaitu pertama Fungsi Network Dependent, yaitu dimana lapisan-lapisan yang masuk pada fungsi ini berorientasi pada fungsi hardware itu sendiri; kedua Fungsi Application Oriented, yaitu dimana lapisan-lapisan yang masuk pada fungsi ini berorientasi pada fungsi software yang dioptimalkan dengan penguatan pada lapisan-lapisan yang fokus memembangun jaringan dari sudut pemrograman.

Pembahasan utama terkait fungsi pada tiap-tiap Protokol Jaringan tidak akan dibahas terlalu rinci, namun kita akan lebih spesifik lg pada kajian Lapisan Data Link pada Protokol Jaringan Referensi OSI (Open System Interconnection). Model referensi OSI menggunakan metode lapisan sebagai model referensi, semua subsistem komunikasi dibagi menjadi tujuh lapisan untuk menentukan berbagai macam fungsi dan ystem operasi. Model yang digunakan dalam ystem komunikasi ini data dikenal dengan OSI (Open Sistem Interconnection) tujuh layer. Lapisan-lapisan tersebut memiliki dua fungsi, yaitu Network Dependent dan Application Oriented.

B. Data Link Layer
Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak dapat diandalkan: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).

Sebenarnya tugas utama data link adalah menjamin agar data yang dikirimkan ke lapisan jaringan sampai ke tujuan dalam keadaan baik. Data yang akan dikirimkan dibentuk dalam frame. Mekanisme yang dipakai untuk pengaturan struktur frame adalah HDLC (High Level Data Link Control). Lapisan ini melayani transmisi pada lapisan fisik dan bertanggung-jawab mengatur komunikasi dalam sebuah jaringan. Lapisan ini juga menangani fungsi-fungsi seperti mendeteksi kesalahan transmisi dan melakukan pengiriman ulang data-data tersebut.

Berikut adalah gambar prinsip kerja pada Lapisan Data Link :



Gambar 1.1. Lapisan Data Link (Sumber : www.teknik-informatika.com)

C. Landasan Teori tentang Frame Relay
Diawal saya sudah menekankan bahwa Fokus kajian kita tidak pada mendeskripsikan sebuah perangkat teknologi pada lapisan dataling namun lebih pada implementasi perangkat tersebut, yang dimaksud implementasi tentu saja lebih banyak bicara pada tataran teknis atas dasar perangkat yang ada.

Frame Relay merupakan protokol WAN yang memiliki performa tinggi. Beroperasi pada physical layer dan data link layer OSI referensi model, Frame Relay merupakan komunikasi data packet-switched yang dapat menghubungkan beberapa perangkat jaringan dengan multipoint WAN.

Frame Relay merupakan standar yang dikeluarkan oleh CCITT (Consultative Committee for International Telegraph and Telephone) dan ANSI (American National Standards Institute) untuk proses pengiriman data melalui PDN (Public Data Network). Pengiriman informasi dilakukan dengan membagi data menjadi paket. Setiap paket dikirimkan melalui rangkaian WAN switch sebelum akhirnya sampai kepada tujuan. (www.total.or.id,Pengertian Frame Relay).

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frameframe akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.(www.mudji.net).

Frame Relay yang sebenarnya merupakan system Penyaklaran Paket, namun sesungguhnya saya tidak paham terkait maslah system penyaklaran, namun pada dasarnya system penyaklaran tersebut bekerja untuk membuat paket-paket data terkirim lebih cepat dan mencegah terjadinya delay atau pengiriman Bit yang terlalu panjang yang mengakibatkan keterlambatan penerimaan data bahkan bias berakibat koneksi terputus. Dahulunya sebelum Frame Relay digunakan telah ada pendahulunya yang dikeluarkan sesuai standar internasional yang direkomendasikan CCITT (Sekarang ITU-T) yaitu X. 25, namun ternyata pada X. 25 masih banya kesalahan yang terjadi sehingga terlalu sering koreksi pada bit-bit yang eror, maka pada tahun 1976 dikeluarkan lah Frame Relay. Menurut ahli Frame Relay bekerja lebih efektif disbanding X. 25, perbedaanya sangat sedikit yaitu Frame Relay mendefinisikan secara berulang header-nya pada bagian awal dari frame, sehingga dihasilkan header frame normal 2-byte (satu byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat juga diperluas menjadi tiga atau empat byte untuk menambah ruang alamat total yang disediakan. Piranti-piranti pengguna ditunjukkan sebagai pengarah-pengarah LAN, karena hal tersebut merupakan aplikasi Frame Relay yang berlaku secara umum. Tentu saja mereka dapat juga merupakan jembatan-jembatan LAN, Host atau front-end processor atau piranti lainnya dengan sebuah antarmuka Frame Relay. (www.elektro-indonesia.com, Frame Relay dan Perkembangannya).

D. Identitas Frame Relay




Gambar 1.2. Jaringan Frame Relay (Sumber : www.mudji.net)


Sebuah jaringan frame relay terdiri dari “endpoint” (PC, server, computer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda:

• DTE: Data Terminating Equipment

DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup “endpoint” dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi.

• DCE: Data Communication Equipment

DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”. Perangkatperangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE.
(www.mudji.net, Telecommunications And Internetworking)

Dikarenakan Prinsip- membangun frame-frame merupakan tugas utama dari lapisan data link, maka ketika lapisan data link tidak dapat menyelsaikan beit-bit eror pesan akan diteruskan kepada lapisan yang lebih tinggi yaitu lapisan Transport. Untuk itu pada pengolahan data berbasis Frame Relay perlu kita deteksi seberapa besar kesalahan yang terjadi, untuk mendeteksi kesalahan-keasalahan tersebut terdapat pendeteksi yang secara prosedur bekerja dengan urutan:
1. Cyclic Redundancy Check (CRC)
2. Pemulihan Oleh Protokol pada Lapisan yang Lebih Tinggi
3. Pembuangan Frame yang Dilakukan oleh Kesalahan Bit
4. Pembuangan Frame yang disebabkan oleh Kemacetan

E. Kontorl Kongesti Pada Jaringan Frame Relay

data "bursty" pada trafik sebagaimana keputusan memblok panggilan baru hanya dilaksanakan jika kapasitas kombinasi rata-rata (tidak maksimum) pada arus panggilan akan dilebihkan. Solusi dari kongesti dalam jaringan Frame Relay adalah mencoba mengadabtasikan jumlah masukan dari frame-frame ke dalam bagian arus kongesti. Sebab "flow control" tidak tersedia pada layer-2 interface user-network (flow control dalam Frame Relay terjadi pada end-to-end), ini tidak dapat digunakan untuk mengontrol "kongesti" seperti kasus dalam beberapa jaringan packet-switch. Atau jika terjadi kongesti, masing-masing user harus mendeteksi kongesti secara "implisit"(dengan mengamati beberapa penggunaan servis), atau ketika jaringan mendeteksi suatu keadaan kongesti, secara "eksplisit" harus diberitahukan kepada user.

User harus mengambil tindakan mengurangi jumlah frame-frame yang dimasukkan ke dalam jaringan. Kongesti terjadi ketika sumber jaringan kelebihan beban, sumber akan menjadi individual transmission link, kelompok buffer penuh pada node-intermediate atau pada sistem tujuan atau proses dalam salah satu dari sistem-sistem ini. Kongesti mungkin juga terjadi karena adanya gangguan. Bahwa kontrol kongesti tidak dapat tercapai dengan menambahkan sumbersumber dalam jaringan dalam formasi kapasitas buffer atau menambah kecepatan link lebih tinggi. Kedua-duanya tidak dapat dikontrol dengan konfigurasi balans; sebab kejadian trafik dapat diramalkan, kemacetan masih dapat terjadi. Kongesti mungkin "inherent" terjadi dalam beberapa jaringan packet dan jaringan Frame Relay tanpa kecuali. Sebab itu hal ini penting untuk memiliki "strategi kontrol kongesti untuk jaringan Frame Relay. Jika beban trafik terus meningkat, kongesti akan menjadi semakin serius (parah) dan beban prosesor sistem akan semakin berat, serta dapat mengakibatkan kegagalan sistem. (www.elektro-indonesia.com, Kontrol Kongesti pada Jaringan Frame Relay)

F. Implementasi Frame Relay
Frame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan “private” perusahaan atau organisasi.

1. Jaringan Publik
Pada jaringan publik Frame Relay, “Frame Relay switching equipment” (DCE) berlokasi di kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay.

2. Jaringan “Private”
Pada jaringan “private” Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui “interface” Frame Relay pada jaringan data. Trafik “Non-Frame Relay” diteruskan ke jasa atau aplikasi yang sesuai (seperti “private branch exchange” [PBX] untuk jasa telepon atau untuk aplikasi “video-teleconferencing”).
(www.mudji.net, Telecommunications And Internetworking)

Baca Semuanya......